Tanya: (terjemahan) Kami ingin menampilkan penganiayaan, bolehkah kami menampilkan citra pengikut Dafa saat mengalami penyiksaan?
Shifu: Boleh ditampilkan. Keadaan penganiayaan terhadap pengikut Dafa boleh ditampilkan, pemandangan pengikut Dafa saat belajar Fa, berlatih Gong, keadaan Dewa dan diatas langit setelah penyebaran Dafa skala besar, semuanya boleh ditampilkan.
Tanya: Kami berkreasi tentang proses pengikut Dafa mengklarifikasi fakta dan menyebarkan Fa, juga misalnya kegiatan pawai, dan lain-lain, bolehkah?
Shifu: Ini semua boleh ditampilkan, kunci utamanya adalah kalian di dalam merancang dan berkarya haruslah dapat menciptakan taraf prestasi.
Tanya: Shifu, gaya xieyi1 Tiongkok, seperti pada sebagian pelukis Tiongkok yang tersohor, kebanyakan dengan gaya xieyi, melukis gunung dan air, apakah kami juga boleh melukisnya?
Shifu: Xieyi tidak menjadi masalah. Lukisan Tiongkok, lukisan gunung dan air, juga boleh, karena adalah karya pengikut Dafa, boleh diperlihatkan. Tetapi kalian adalah pengikut Dafa, Dewasa ini kita semua sedang membuktikan kebenaran Fa, sedang menciptakan masa mendatang bagi semua mahluk, haruslah sedapat mungkin memposisikan klarifikasi fakta dan pengungkapan kejahatan pada nomor satu, terutama pada masa sekarang ini, inilah tugas pengikut Dafa. Mengungkap kejahatan, menampilkan Dafa, menampilkan Dewa, karya-karya begini sebaiknya lebih banyak, jadikan ini sebagai utama. Karya lainnya dari pengikut Dafa juga boleh ditampilkan.
Tanya: Apakah xieyi termasuk metamorfosa?
Shifu: Yang saya katakan sebagai xieyi adalah menampilkan kandungan makna dalam membuat lukisan. Jika manusia dapat berpijak diatas dasar moral yang ortodoks dan pikiran lurus untuk menampilkan perasaan, tidak akan menjadi masalah. Kuncinya apakah berkarya dengan menggunakan pikiran lurus atau mengejar apa yang disebut sebagai kesadaran modern, ditampilkan dengan menggunakan teknik penampilan ortodoks atau dengan konsep aliran modernis, dan masalahnya tidak terletak pada kandungan makna itu sendiri.
Tanya: Shifu, saya ingin bertanya, karya-karya yang barusan anda bicarakan adalah yang menampilkan citra Dewa orang barat. Sebagaimana pengikut Dafa adalah barat dan Tiongkok melebur jadi satu, bagaimana merujuk pada lukisan mereka seperti ini, tetapi tetap ada ciri-ciri khas ketimuran kami sendiri?
Shifu: Menggambarkan Dewa bercitra orang barat dan timur pada suatu lukisan, itu tidaklah mengapa. Ditengah pelurusan Fa, banyak Dewa yang berlainan juga sedang berperan positif. Banyak lukisan Tiongkok juga sangat bagus, dapat dipastikan; peningkatan lebih lanjut dalam bidang tehnik dan ketrampilan, semua ini tidak menjadi masalah. Jika lukisan Tiongkok dan lukisan cat minyak dari barat diwujudkan dalam satu buah lukisan, rasanya akan sangat sulit. Perihal meleburkan tehnik barat dan Timur menjadi satu, belum ada orang yang memberikan contoh pemula, jangan sampai dibuatnya menjadi tidak karuan.
Tanya: Saya ingin mengatakan dari tingkat yang lebih tinggi, banyak Dewa-Dewa barat maupun timur tingkatannya berada dibawah Buddha, kalau kami menampilkan suatu karya yang lebih besar, dan dalam karya ini semuanya ada, bolehkah demikian?
Shifu: Anda ingin menciptakan suatu karya yang besar, dalam karya ini terdapat Dewa berfigur barat maupun timur, hal ini tidak menjadi masalah. Boleh menggambar sejumlah Tao, kemudian sesuai keperluan digambar pula sejumlah Dewa orang barat, sama-sama dalam sebuah lukisan, tidak menjadi masalah. Bila dalam suatu lukisan yang sama, sebelah sini dilukis dengan tehnik cat minyak, sebelah sana dengan tehnik lukisan Tiongkok, saya rasa itu tidak betul.
Tanya: Masih ada satu pertanyaan. Karena kami dalam berkarya utamanya adalah menampilkan cermerlang, tentu saja ada diantara karya-karya, karena kandungan maknanya yang agak banyak, didalamnya juga ditampilkan tokoh yang negatif, dengan demikian akan menjadikan perbandingan suatu alur cerita. Maksud saya ingin mengetahui dengan jelas, untuk menangani tokoh negatif tersebut, tentu saja akan diletakkan pada sebuah sudut yang gelap, tetapi, apakah penampilan demikian dibenarkan?
Shifu: Boleh saja. Sebetulnya anda lihatlah lukisan ini, polisi bengis sedang memukuli pengikut Dafa. Dalam penampilan corak warna, terlihat polisi bengis dan pengikut Dafa ada perbedaan, secara keseluruhan juga sangat selaras, tidak ada masalah. Itu adalah masalah kecakapan dalam tehnik kalian, bagaimana mengaturnya dengan baik.
Tanya: Shifu, saya ingin bertanya, apakah kaligrafi Tiongkok adalah suatu macam seni? Dan caodi (semacam tulisan yang ditulis dengan cepat), apakah itu termasuk lurus?
Shifu: Sekarang disebut kaligrafi, dahulu adalah menulis. Sampai pada masa sekarang ini, orang tidak lagi menulis dengan mopit (kuas tulis), maka dianggapnya semacam seni. Sebetulnya, dia sungguh-sungguh mengandung arti seni didalamnya. Maka itu, karena sudah dianggap sebagai suatu seni, dalam pameran seni lukis dianggap sebagai suatu karya seni lukis.
Perihal caodi, dikatakan secara tegas, adalah penampilan mentalitas dari pelepasan semena-mena terhadap sisi negatif seseorang. Dulu dikala Dewa membantu manusia menciptakan tulisan tidaklah ada apa yang disebut caodi ini. Sebetulnya saya tidak pernah belajar menulis dengan mopit, tidak begitu bisa menulis, tetapi terkadang ada orang yang menginginkan saya menulis sesuatu, maka saya menuliskan dengan tulisan lishu2. Bukan berarti saya condong menyukai lishu, adalah karena tulisan lishu semacam ini, siapapun yang ingin menulisnya secara cepat asal-jadi niscaya tidak bisa, jika ditulis dengan cepat sudah bukan lishu lagi, maka adalah sangat sulit bagi seseorang untuk dapat menulisnya secara asal jadi dibawah konsep yang dilepas bebas atau didalam karma pikirannya. Dari titik inilah maka saya suka menulis dengan tulisan lishu.
Tanya: Berbicara tentang huruf kaligrafi ini, saya melihat sejumlah pengikut Dafa, dikarenakan Shifu menulis dengan tulisan lishu, maka mereka pada umumnya sewaktu memilih bentuk tulisan akan memilih lishu. Saya ingin bertanya, apakah kita semua boleh memakai bentuk tulisan apapun?
Shifu: Semuanya boleh, bentuk apapun boleh dipakai. Tetapi caodi (tulisan cepat) ini, saya kira terlalu membiarkan satu sisi negatif manusia berperan, terlalu banyak unsur permukaan manusia, dikala manusia betul-betul memiliki Zheng Nian dan tingkah laku yang baik, tidak akan bisa menulisnya, pada pokoknya adalah ditulis saat manusia melepaskan konsep dengan semaunya, dalam keadaan parah kondisi hatinya bisa sedikit menggila, karena satu sisi yang lurus tidak cukup.
Tanya: Masih ada satu pertanyaan, adalah mengenai tiga warna primer. Guru pernah membicarakan mengenai tiga warna primer, yang berpadanan pada ruang dimensi lain. Ditengah manusia kami juga membicarakan mengenai warna komplementer. Bagaimanakah memahami perihal tiga warna primer? Dalam masyarakat ini kita mengatakan adalah sinar yang menimbulkan warna, karena tanpa sinar tidak akan terlihat warna. Jika demikian diruang dimensi lain penuh dengan sinar, mengenai warna itu, bagaimanakah membandingkannya?
Shifu: Tiga warna primer yang terdapat dalam bahan pewarna lukisan, manusia dapat mencampurnya menjadi warna lain, tiga warna primer dalam spektrum umat manusia juga bisa dialih-nilaikan menjadi spektrum yang berbeda warna. Tetapi ini adalah dihasilkan dari komponen materi pada ruang materi umat manusia, adalah tidak sama dengan ruang dimensi lainnya, materinya pun berbeda. Ada orang yang mengatakan bahwa bentuk benda dihasilkan oleh sinar, termasuk penampilan terang atau gelap dan juga munculnya warna didalam membuat lukisan. Sebenarnya bukanlah demikian, sebuah benda dalam keadaan ada ataupun tanpa sinar tetaplah demikian bentuknya, sinar hanya memberikan kesan terang atau gelap kepada indera penglihatan manusia, dibawah pengaruh perubahan kekuatan sinar, warna dapat menimbulkan kesan yang salah, tetapi tidak dapat merubah hakiki warna maupun bentuk benda. Dibicarakan dengan ungkapan Xiulian, sinar juga dapat menghalangi mata manusia, memberikan wujud palsu pada manusia. Pada banyak ruang dimensi lain tidak ada matahari, juga terdapat banyak ruang dimensi dengan segala bendanya berada dalam kelembutan sinarnya sendiri. Jika sebuah benda tidak memerlukan matahari, jika suatu ruang dimensi tidak ada matahari, bentuk dan kondisi materi adalah tetap stabil. Ada sejumlah ruang dimensi dengan segala benda sedang redam-redam memancarkan sinar yang tidak menusuk mata, kehidupan yang setingkat dengannya dapat melihat. Dalam ruang dimensi semacam ini juga tidak terdapat sumber cahaya yang dipancarkan langsung seperti matahari, bentuk benda yang terlihat adalah tetap berupa demikian.
Dilihat dengan mata manusia, ruang dimensi lain adalah bersinar-sinar, warna dan bentuk benda tidak berubah. (Tentu saja Dewa dan segala sesuatu dari Dewa semuanya bisa berubah. Bentuk keberadaan benda juga bukanlah dalam kondisi stabil seperti apa yang diperkirakan oleh manusia). Umumnya seperti lampu neon yang berwarna, warna dan bentuk lampu tidak dipengaruhi oleh sinar. Jika kehidupan itu adalah kehidupan pada tingkatnya, dia tidak akan merasakan seperti manusia melihat ruang dimensi itu. Sama seperti yang saya katakan pada kalian, molekul juga mempunyai energi, orang tidak dapat merasakan dikarenakan segala sesuatu dari manusia termasuk mata juga terbentuk dari partikel molekul, jika kehidupan itu terbentuk dari partikel lebih besar yang tingkatnya lebih rendah dari molekul, dia sama pula dapat melihat tubuh manusia dan segala benda dari ruang dimensi manusia mempunyai sinar, mempunyai energi. Konsep ini tidak sama dengan apa yang saya katakan diatas mengenai ruang dimensi yang tidak memerlukan matahari namun semuanya dapat bersinar, itu adalah ruang dimensi dimana benda itu sendiri memancarkan sinar.
Karena ruang dimensi manusia ini, adalah suatu tempat yang diciptakan khusus untuk Pelurusan Fa. Keluar dari lingkup triloka ini sudah sama sekali berbeda. Pada ruang dimensi lain yang lebih banyak dan lebih luas, yang eksis setaraf didalam triloka, struktur segala benda telah berubah, tidak sama dengan yang terdapat pada dunia manusia; bentuk benda yang terlihat tidak sama dengan hubungan gelap terang yang terlihat oleh manusia di dunia. Maka hubungan gelap terang yang diwujudkan pada tempat manusia ini adalah perwujudan lingkungan yang khusus diciptakan untuk manusia. Dewa di atas langit, banyak benda angkasa, mereka tidak mendapatkan pancaran langsung sinar matahari, ada tempat yang terdapat matahari, ada tempat yang tidak terdapat matahari, tingkat kekuatan sinar yang dirasakan oleh kehidupan pada tingkat yang berbeda juga tidak sama, mereka semua menyesuaikan diri dengan bentuk eksistensi sinar pada tingkat berbeda. Praktisi didalam artikelnya mengatakan bahwa tiga warna primer mempunyai hubungan dengan Zhen, Shan, Ren, itu adalah perasaan sendiri dalam xiulian, bukan hakekat sesungguhnya dari Zhen, Shan, Ren.
Orang sekali melihat pemandangan diatas langit akan terkejut bukan kepalang, maka orang lantas berpikir: dengan warna apakah dapat digambarkannya? Materi permukaan yang terbentuk dari molekul, orang dapat melihat, juga menyentuh dan menggunakannya, sedangkan benda yang terbentuk dari partikel yang lebih mikrokosmis dari molekul, umumnya orang hanya bisa merasakan energinya. Warna benda pada ruang dimensi yang terbentuk dari partikel yang lebih mikrokosmis dari molekul tidak dapat ditemukan di tempat manusia ini. Sebetulnya molekul juga mempunyai energi, lagipula bukan hanya mempunyai energi, masih dapat menghasilkan efek energi. Manusia dunia tidak dapat merasakan energinya, adalah dikarenakan struktur tubuh manusia, mata, kulit serta darah dan daging, semua adalah produk dari setingkat partikel molekul, maka didalam tingkat yang sama manusia tidak bisa merasakan energi dari tingkat yang sama. Manusia dapat merasakan energi dari tingkat mikrokosmis, adalah dikarenakan butiran partikel yang membentuk benda di tingkat manusia ini lebih besar dari partikel mikrokosmis. Dapat dikatakan pula, unsur yang membentuk warnanya juga bukan berasal dari satu tingkat partikel, maka dapat terlihat bahwa ruang dimensi tingkat tinggi lebih bersinar terang dibandingkan dengan ruang dimensi yang terbentuk dari partikel lebih rendah satu tingkat, tetapi dia adalah sinar terang yang jauh melampaui taraf kondisi, maka di dunia tidak dapat ditemukan warna seperti itu, sekalipun memakai warna metalik juga tidak dapat ditampilkan. Meskipun tidak ada warna semacam itu untuk menampilkan sakralnya taraf kondisi tersebut, tetapi masih bisa menggunakan warna yang terdapat pada manusia ini untuk menampilkan komposisi pola gambar dan ekspresinya yang khidmat. Dari bentuknya, komposisinya, masih dapat ditampilkan dengan menggunakan bahan pewarna manusia. Jika anda sepenuhnya menggunakan segala sesuatu dari Dewa untuk menampilkan Dewa ditengah manusia, maka berarti Dewa telah datang ke tengah manusia.
Tanya: Dapatkah Shifu menceritakan sedikit tentang pakaian ataupun dandanan umumnya dari para Budha, Tao dan Dewa?
Shifu: Yang umum kita lihat sebagai pakaian Budha adalah jubah berwarna kuning. Bodhisatva digambarkan berpakaian seperti wanita pada Tiongkok kuno, kalian boleh mengacu pada pakaian wanita dinasti Xong untuk melukiskannya, itu adalah yang paling umum. Dewa berwujud orang kulit putih biarpun dari dunia manapun, mereka umumnya berselubung sepotong jubah putih besar, Budha berselubung sepotong jubah kuning besar, Dewa berwujud orang kulit hitam berselubung sepotong jubah kain merah besar. Tentu saja, masih ada penampilan yang lebih banyak macam dan penampilan yang tingkatnya lebih tinggi, masih ada yang tidak mengenakan pakaian apapun, masih ada berbagai macam yang berpakaian sangat primitif, beraneka ragam Dewa pun ada. Umumnya didalam hasil karya dengan menampilkan apa yang dapat dikenal orang-orang sudahlah cukup. Tao tentu saja memakai pakaian Tiongkok kuno, ini adalah Tao yang umum, sebetulnya pakaian yang dikenakan Maha Tao yang tingkatnya sangat tinggi juga beraneka ragam.
Karena masih terdapat suatu gejala pada orang yang Xiulian dahulu, tidak peduli kapan dan pada dinasti mana anda telah berhasil kultivasi, pakaian dan aksesoris yang dikenakan pada saat mencapai kesempurnaan akan menjadi pakaiannya kelak, umumnya adalah demikian. Tentu saja Budha tidak sama, semua yang telah berkultivasi menjadi Budha pasti adalah berwujud Budha, mengenakan pakaian seperti Budha. Bagi yang berkultivasi menjadi Dewa lain, pada umumnya adalah pakaian apa yang dikenakan saat mencapai kesempurnaan akan menjadi pakaian yang dikenakan kelak. Siapakah diantara kalian yang pernah ke gunung Wudang? Pernahkah melihat lukisan XuanWu itu? Lukisan XuanWu mengapa dengan rambut terurai? Karena pada saat dia berhasil kultivasi rambutnya memang terurai, maka wujud dia itu adalah dengan rambut yang terurai. Dia bermeditasi digunung dalam jangka panjang, dirasakan mengikat rambut adalah sangat repot, maka tidak diikat, sampai dia berhasil kultivasi juga adalah demikian.
Tanya: Shifu, Budha dalam lukisan kuno ada yang berpakaian, ada yang dengan bahu terbuka.
Shifu: Adakalanya orang melukis Budha dengan konsepnya sendiri. Seumpamanya, daerah Asia selatan udaranya panas, biksu umumnya berpakaian dengan bahu terbuka, terbuka pada bahu kanan, agar menjadi sejuk. Sampai kedaerah sedikit utara, maka biksu akan menutupi bahu kanan dengan kain, bahu kanan ditutupi agar tidak dingin. Dalam dunia Budha tidak ada konsep demikian, cara mereka berpakaian umumnya membiarkan bahu kanan terbuka. Orang Tionghoa pada saat melukis Budha, konsep mereka adalah melukisnya dengan seluruh bahu tertutup, sesungguhnya cara berpakaian Dewa memang demikian, Dewa berwujud orang barat juga membiarkan satu bahu terbuka, karena cara berpakaian demikian tidak ada lengan baju, bila dua sisi tertutup menjadi tidak leluasa dalam bergerak.
Tanya: Mohon tanya dalam kita belajar melukis, mengapa teknik dasar itu begitu sulit dipelajari? Sangat sulit ditemukan. Belajar melukis di Tiongkok, bagaimana caranya meningkatkan taraf teknik?
Shifu: Utamanya adalah
Comments